Tangani Inflasi Daerah, DKPP Tanbu Inisiasi Masyarakat Tanam Cabai Polybag hingga Tanam Jenis Hortikultura
NARASINUSANTARA.COM, BATULICIN – Kebutuhan cabai tak urung, membuat ibu rumah tangga berteriak, sebab harga cabai tak kunjung juga bersahabat.
Sempat digemborkan sebagai komuditas penyumbang dengan angka tinggi dalam Inflasi di Indonesia, cabai menggigit kantong masyarakat.
Menanggapi perkara ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Tanah Bumbu (DKPP Kab Tanbu), berupaya lakukan pengendalian inflasi di daerah.
Sebelumnya, Pemerintah Pusat melalui Menteri Tito Karnavian mengatakan, sesuai pantauan hingga 6 Januari 2023, komoditas yang menyumbangkan kenaikan harga di Indonesia, diantaranya cabai rawit yang mengalami kenaikan di 81 kabupaten/kota, namun juga terjadi penurunan di 42 kabupaten/kota.
Berdasarkan data tidak hanya lonjakan harga cabai yang bikin kesal, namun juga kebutuhan pokok seperti beras turut menyumbang inflasi, pada angka 72 kabupaten/kota menyumbang kenaikan harga beras, sekaligus terjadi penurunan di 90 kabupaten/kota.
Melihat tingginya inflasi cabai, Pemerintah Indonesia menghimbau seluruh kabupaten/kota, bersiaga melakukan program pengendalian, seperti ajakan gerakan serentak menanam cabai.
“Kita sudah melakukan upaya untuk membagikan bibit cabai, melalui 9 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Kemudian, BPP kita fasilitasi benih cabai dan polybag, selanjutnya petugas di BPP menyemai dan bisa membagikan ke masyarakat disekitar BPP. Sejak November 2022 program tersebut telah dilaksanakan, bibit yg dibagikan di polybag untuk membatu masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan,” ujar Kepala DKPP Tanbu, H Hairuddin diwakili oleh Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura, Robby Candra, Rabu (11/1/2023).
Pada tahun 2023, rencananya Kab Tanbu akan mendapat program menanam cabai, melalui dana APBN sekitar 20 hektar dan dari APBD dari provinsi yaitu 20 hektar.
“Program cabai tersebut diserahkan langsung kepada kelompok tani, melalui pengawasan dari DKPP, sedangkan bibit bantuan dari pusat belum datang,” imbuhnya.
“Info dari ketahanan pangan stok aman, mulai ada kenaikan harga tetapi untuk rata-rata sampe hari ini, masih sekitar Rp 65 ribuan, untuk Cabai Rawit Mutiara orange dan untuk Cabai Keriting di harga Rp 40-45 ribuan,” terang Robby.
DKPP Tanbu berharap, masyarakat bisa memanfaatkan lahan pekarangannya untuk ditanami tanaman jenis hortikultura, khususnya cabai walaupun dalam pot atau polybag, karena keterbatasan lahan (diperkotaan), minimal bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat.
“Untuk para petani, kami harapkan terus mengembangkan tanaman hortikultura,” harap Robby.
Menanggapi hal ini, Lamijan selaku Sekretaris DKPP Kab Tanbu, membenarkan adanya informasi Inflasi pada komoditas cabai.
“Iya memang cabai termasuk penyumbang inflasi, maka nya kita juga ada gerakan tanam terhadap komoditas penyumbang inflasi, selain cabai kita juga ada gerakan tanam pangan hortikultura, supaya paling tidak pemenuhan kebutuhan keluarga terpenuhi, sehingga bisa menekan pengeluaran keluarga. Melalui perpanjangan tangan dari Kepala Bidang DKPP juga bergerak, untuk itu pada seluruh kecamatan melalui kepala BPP dan petugas lapangan diharuskan kompak,” pungkas, Lamijan. (narasinusantara.com/Aaron)